Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Dampak Gojek Terhadap Perekonomian Indonesia Terbaru

Seperti apa dampak Gojek terhadap perekonomian Indonesia terbaru? Berikut data riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) dirilis tahun 2020.
Dampak Gojek Terhadap Perekonomian Indonesia
Gojek berhasil membantu proses digitalisasi UMKM di Indonesia
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau biasa disebut Gojek sudah hadir sejak 13 Oktober 2010. Hampir 10 tahun kehadirannya, starup yang didirikan Nadiem Makarim ini, telah memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia.

Berdasarkan data riset LD FEB UI yang baru saja dirilis, Gojek memberi berkontribusi sebesar Rp104,6 triliun ke perekonomian Indonesia pada tahun 2019. Jika dibanding kontribusi Gojek pada 2018 yang mencapai Rp55 triliun, angka ini merupakan kenaikan yang cukup siginifikan.

Adapun, hasil ini berlandaskan metode perhitungan PDB, di mana produksi di ekosistem Gojek selama tahun 2019, dihitung setara dengan 1 persen PDB Indonesia.

Kontribusi ekonomi tersebut dihasilkan dari lima layanan Gojek. Yakni GoFood, GoCar, GoSend, GoFood dan GoPay. Kelima layanan ini menyumbang Rp87,1 triliun dihitung dari selisih pendapatan mitra sebelum dan sesudah bergabung ke ekosistem Gojek pada 2019.

Gojek Beri Multiplier Effect

Di samping itu, dipaparkan juga bahwa Gojek memberi dampak multiplier (multiplier effect) hingga Rp17,5 triliun di sektor informal di luar ekosistemnya. Misalnya bengkel yang digunakan mitra pengemudi Gojek, atau pedagang pasar yang menjual bahan baku ke mitra GoFood.

Sebanyak 86 persen UMKM di luar ekosistem Gojek mengalami peningkatan volume transaksi sejak kehadiran Gojek di kotanya.

“Yang menarik, lebih dari sepertiga UMKM (33 persen) mengaku bisa membuka cabang usaha baru setelah ada Gojek di kotanya. Ini artinya keberadaan platform digital di sebuah kota bisa membuat roda ekonomi bergerak semakin cepat,” kata Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw dalam keterangan resminya.


Gojek Sukses Digitalisasi UMKM

Gojek boleh dikatakan menunjukkan keberhasilan dalam proses digitalisasi usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Menurut peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi, proses migrasi dari offline ke online efektif terbukti meredam dampak perlambatan ekonomi akibat Covid-19.

“Studi yang dilakukan dalam dua rentang waktu berbeda ini (sebelum dan di masa pandemi COVID-19), memperlihatkan bagaimana ekosistem digital serta ragam bantuan dan inovasi yang Gojek tawarkan terus memperluas peluang penghasilan bagi para pengusaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia. Di sinilah terlihat Gojek memiliki peran penting dalam menciptakan peluang ekonomi,” jelas Alfindra.

Teknologi Gojek telah memudahkan UMKM untuk bermigrasi dari offline ke ranah online. Sebanyak 40 persen UMKM yang disurvei baru bergabung di GoFood saat pandemi Covid-19 (sejak Maret 2020), dengan rincian 94 persen UMKM berskala mikro dan 43 persen adalah bisnis pemula.

Ini menunjukkan GoFood berhasil menjadi platform yang ramah dan mudah bagi berbagai usaha kecil atau rumahan. Keunggulan GoFood sebagai platform terbaik dikuatkan juga dengan temuan riset bahwa selama pandemi mitra UMKM merasa terbantu dengan teknologi Gojek (87 persen), pelatihan dan informasi (77 persen), serta fasilitas lainnya dari Gojek termasuk program pendorong usaha dan paket sanitasi (75 persen).


Gojek Bantu UMKM Adaptasi Covid-19

Hasil riset LD FEB UI menyatakan, mitra UMKM bisa beradaptasi di situasi pandemi Covid-19 berkat Gojek. Hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan, UMKM yang baru bergabung di Gojek bisa mendapatkan keterampilan baru.

Yakni skill berjualan online (77 persen), pemanfaatan media sosial untuk bisnis (48 persen), dan kreativitas dalam pemasaran (45 persen).

Skill tersebut yang membuat sebanyak 90 persen UMKM optimistis bisa pulih dan tumbuh ke depannya dengan terus menjadi mitra Gojek. Di mana mayoritas berencana untuk tetap bermitra setidaknya lima tahun ke depan.

Perlu diketahui, riset LD FEB UI sebelum masa pandemi ini dilakukan di Jabodetabek, Medan, Palembang, Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka.

Sementara untuk riset di masa pandemi COVID-19 dilakukan melalui survei online di wilayah yang sama.

Seperti itulah dampak Gojek terhadap perekonomian Indonesia terbaru menurut rilis riset LD FEB UI tahun 2020. Semoga jadi referensi bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Dampak Gojek Terhadap Perekonomian Indonesia Terbaru"